Ekonomi Amerika berpengaruh ke Investasi Anda, kok bisa?
Di era globalisasi, perdagangan antar negara dan akses investasi dari investor asing ke pasar domestik semakin mudah. Salah satu acuan pasar global yang sering dilihat adalah index S&P 500 dari Amerika Serikat. Index ini sering jadi acuan karena merupakan gabungan 500 saham perusahaan yang mewakili 80% nilai pasar saham di Amerika, karena bisa melihat ekspektasi perekonomian di Amerika.
Lalu bagaimana kondisi ekonomi Amerika bisa berpengaruh ke pasar domestik?
COVID-19 yang melanda seluruh dunia ternyata juga mengganggu kestabilan ekonomi Amerika Serikat. Kondisi ini memaksa pemangku kebijakan finansial menggulirkan berbagai stimulus ekonomi untuk mencegah pelemahan ekonomi yang lebih dalam. Sebagai contoh, belum lama ini gubernur Bank Sentral Amerika, Federal Reserve mengumumkan arah kebijakan yang baru, dimana mereka akan menjaga inflasi Amerika untuk tetap di atas 2% kedepannya. Karena itu, Federal Reserve akan menjaga suku bunga acuan untuk tetap rendah dalam waktu yang lama. Bila ini berhasil dan inflasi meningkat di Amerika, maka ini adalah hal yang baik. Khusus pada Amerika, inflasi yang naik menandakan permintaan dari masyarakat yang meningkat juga, sehingga mendorong peningkatan ekonomi Amerika.1
Dengan tetap bergeraknya ekonomi Amerika, maka negara dengan hubungan dagang yang besar dengan Amerika pun juga bisa diuntungkan. Contohnya, Indonesia yang banyak melakukan ekspor ke Amerika, sehingga efeknya akan positif juga ke perekonomian & pasar keuangan domestik. Dengan kue ekonomi terbesar di dunia, peningkatan aktivitas ekonomi di Amerika pada akhirnya akan menguntungkan banyak negara yang memiliki hubungan dagang dengan negara Paman Sam ini. Ini juga yang menjadi salah satu katalis positif untuk pergerakan pasar domestik.
Saat ini, stimulus ekonomi dari dari Amerika tersebut telah membuat pasar modal Amerika S&P 500 mengalami peningkatan signifikan. Hal ini memang berpotensi untuk terjadi crash dan bisa berpengaruh ke pasar Indonesia, namun untuk cenderung tidak akan turun terlalu dalam hingga menyamai level terendahnya di awal masa pandemi.2
Apakah ada cara yang tepat untuk berinvestasi pada masa yang tidak menentu ini?
Dalam kondisi apapun, investasi yang terbaik adalah berinvestasi sesuai dengan profil risiko Anda. Bila karakter Anda termasuk investor agresif, maka bisa memperbanyak porsi reksa dana saham dengan konsep high risk = high return, sedangkan bagi Anda yang lebih konservatif bisa memilih reksa dana pasar uang yang lebih stabil. Selain itu, sebaiknya investasi tidak perlu dilakukan sekaligus, Anda bisa menambah investasi secara konsisten dan bertahap. Dengan konsistensi inilah dana investasi Anda dapat terus bertambah dan mendapatkan timbal balik yang menguntungkan dalam jangka waktu tertentu.
Sumber:
1 Katadata.co.id, Jaga Inflasi 2%, The Fed Beri Sinyal Pertahankan Bunga Acuan AS, 26 November 2019,
2 Investasi.kontan.id, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Catatkan Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, 24 Agustus 2020,