Ada Ancaman Omicron & Tapering, IHSG Bakal ke 7.800 di 2022
Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Utama PT Surya Timur Alam Raya Asset Management (PT STAR AM), Reita Farianti menilai Indeks Harga Saham Gabungan di tahun depan masih akan bertumbuh di kisaran 7.200 sampai dengan 7.800.
Hal ini seiring dengan pengendalian pandemi Covid-19 di Tanah Air yang cukup kondusif dan investor sudah memitigasi risiko dampak dari kebijakan pengurangan aset finansial (tapering) The Federal Reserve. Reita menjelaskan, perkembangan mengenai varian Omicron terus menjadi perhatian pelaku pasar. Pada saat diumumkan pertama kasus positif Omicron di Tanah Air oleh Menteri Kesehatan, pasar saham sempat mengalami tekanan.
Namun, bila diakumulasi sejak awal tahun ini, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), masih menunjukkan penguatan sebesar 10,36% dengan pembelian bersih investor asing senilai Rp 38,47 triliun. “Semoga memasuki tahun 2022, kasus COVID-19 di Indonesia tetap terkendali dan dengan demikian pemulihan ekonomi bisa terus berlanjut momentumnya,” katanya, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (29/12/2021).
Sementara mengenai US Tapering, menurut Reita, risiko tersebut sebagian besar telah di priced-in oleh pasar, artinya market telah memperkirakan bahwa merespons tingkat inflasi di AS yang telah naik cukup tinggi. The Fed pada pertemuan minggu lalu mengumumkan akan mempercepat proses pengurangan stimulus keuangan serta menaikkan suku bunga sebanyak 3x pada 2022 dan 3 kali lagi pada 2023. Saat ini konsensus pasar sepertinya cukup sejalan dengan Langkah The Fed tersebut. “Pasar melihat, potensi 3 kali kenaikan suku bunga Fed pada 2022 dan 3 kali pada 2023 masih lebih bertahap atau tidak terlalu agresif jika dibanding dengan siklus kenaikan suku bunga antara tahun 2004 hingga 2006,” ungkap mantan Direktur Utama BNI Asset Management ini.
Untuk proyeksi IHSG, pada tahun 2022, STAR AM memproyeksikan, IHSG dapat tumbuh ke level sekitar 7200 – 7800. “Tentunya dengan asumsi angka COVID di Indonesia cukup terkendali dan tidak ada lagi kebijakan pembatasan mobilitas yang ketat,” urainya.
Â
IPO GoTo Jadi Katalis
Beberapa sektor yang menjadi pilihan STAR AM di tahun depan adalah sektor perbankan baik yang konvensional maupun perbankan digital. Selain itu, perbankan merupakan sektor paling besar di IHSG yang prospek pertumbuhannya juga sangat menarik. “Investor perlu benar-benar melakukan kajian mendalam dan memilih saham-saham yang berkualitas, maksudnya yang memiliki fundamental baik serta didukung oleh potensi growth yang sustainable,” katanya.
Sebagai contoh, kata Reita, untuk kasus bank digital, investor harus benar-benar paham business modelnya, mana yang benar-benar bisa mencapai path to profitability dengan meyakinkan, mana yang tidak. “Saat ini memang mostly bank digital masih merugi, tapi apakah strategi nya, model bisnis nya bisa mencapai profitability yang sustainable kedepannya dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Itu yang perlu dikaji lebih dalam,” imbuhnya.
Selain itu, IPO GoTo juga masih sangat ditunggu-tunggu oleh investor. “Kami positif dengan potensi sektor new economy Indonesia kedepannya, karena sektor tersebut akan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tandas Reita.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/