STAR Insight, Market Update 10 Oktober 2022

OPEC akan pangkas produksi, S&P 500 menghijau

Setelah mengalami penurunan selama 3 minggu berturut-turut, pasar Amerika Serikat S&P 500 akhirnya ditutup hijau, mengalami peningkatan sebanyak 0.8% sepanjang pekan lalu. Peningkatan ini dibantu oleh katalis positif pada sektor energi, dimana peningkatan harga minyak mengalami peningkatan sebanyak 15% setelah negara-negara OPEC+ menyatakan akan mengurangi produksi minyak nya. Sektor energi mengalami peningkatan sebanyak +13.86% sepanjang pekan lalu.

 

Indeks PMI Manufacturing Indonesia meningkat berkat aktivitas pembelian membaik

Dari sisi perekonomian domestik, inflasi Indonesia tercatat sebesar 5,95% y-y (sebelumnya: 4,69% y-y), didorong oleh kenaikan harga BBM bersubsidi, sedangkan inflasi inti tercatat sebesar 3,21% y-y (sebelumnya: 3,04% y-y), sementara Indeks PMI Manufaktur Indonesia tercatat di 53,7 di bulan September, naik dari posisi 51,7 di Agustus karena membaiknya sisi permintaan karena indikator pertumbuhan seperti pekerjaan dan aktivitas pembelian membaik.

Cadangan devisa Indonesia pada Bulan September

Cadangan devisa Indonesia pada bulan September mencapai USD 130.8 Miliar, turun dari USD 132.2 Miliar pada bulan Agustus. Penurunan cadangan devisa ini terjadi dikarenakan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya stabilisasi Rupiah. Posisi cadangan devisa saat ini setara dengan 5.9 bulan impor atau 45.7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri. Cadangan devisa merupakan aset yang disimpan pada cadangan oleh bank sentral dalam bentuk mata uang asing. Beberapa fungsi dari cadangan devisa adalah untuk membayar hutang luar negeri pemerintah dan menjaga nilai tukar rupiah.

Key Takeaways:

Peningkatan harga minyak terjadi dikarenakan OPEC pangkas produksi hingga 15%, hal ini berdampak pada performa S&P500 yang akhirnya ditutup di zona hijau setelah 3 minggu sebelumnya mengalami penurunan.

Di sisi ekonomi dalam negeri, PMI Manufacturing Indonesia berhasil naik di bulan September ke level 53,7 naik dari posisi Agustus di 51,7 karena membaiknya sisi pertumbuhan seperti pekerjaan dan aktivitas pembelian membaik. Cadangan devisa Indonesia pada bulan September turun dari bulan Agustus dari USD 132.2 Miliar ke USD 130.8 Miliar. Penurunan cadangan devisa ini terjadi dikarenakan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya stabilisasi Rupiah. Posisi cadangan devisa saat ini setara dengan 5.9 bulan impor atau 45.7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.

ANALYSTS CERTIFICATION

The views expressed in this research report accurately reflect the analysts’ personal views about any and all of the subject securities or issuers; and no part of the research analyst’s compensation was, is, or will be, directly or indirectly, related to the specific recommendations or views expressed in the report.

DISCLAIMERS

This research is based on information obtained from sources believed to be reliable, but we do not make any representation or warranty nor accept any responsibility or liability as to its accuracy, completeness or correctness. Opinions expressed are subject to change without notice. This document is prepared for general circulation. Any recommendations contained in this document does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. This document is not and should not be construed as an offer or a solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any securities. PT. Surya Timur Alam Raya or its affiliates may seek or will seek investment or other business relationships with entities in this report.