STAR Insight, Market Update 20 Februari 2023
Inflasi AS diatas konsensus, S&P 500 turun -0.28%
Pasar saham Amerika Serikat S&P 500 ditutup turun sebanyak -0.28% sepanjang perdagangan pekan lalu. Sentimen pasar pada minggu ini banyak dipengaruhi berbagai data ekonomi. Inflasi untuk bulan Januari dilaporkan lebih tinggi dari ek-spektasi, tercatat naik 6.4% dibandingkan tahun sebelumnya, lebih tinggi dari ek-spektasi konsensus pada 6.2%. Angka ini menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar bahwa the Fed akan terus meningkatkan suku bunga hingga mencapai target inflasi di 2%. Komentar dari beberapa petinggi the Fed juga mengindikasikan posisi mereka yang cenderung hawkish, mereka menyatakan kenaikan suku bunga sebanyak 50 bps (0.5%) lebih disukai the Fed dibandingkan 25 bps (0.25%). Selain data inflasi, juga ter-dapat laporan penjualan retail pada bulan Januari, mengindikasikan consumer spend-ing masih cenderung kuat, sehingga diperkirakan masih akan menahan inflasi pada level yang tinggi. Sektor energi mengalami penurunan sebanyak -6.92% sepanjang pekan lalu oleh karena penurunan harga minyak dunia.
BI Pertahankan Suku Bunga di 5.75%
Pada Rapat Dewan Guubernur Bank Indonesia pekan lalu, BI menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5.75%. Suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga dipertahankan pada level 5% dan 6.5%. Hal ini se-jalan dengan konsensus pasar. Menurut Bank Indonesia, level suku bunga saat ini dinilai cukup untuk memaskitkan berlanjutnya penurunan inflasi. BI menargetkan inflasi untuk berada pada kisaran 4% pada pertengahan tahun nanti. Selain itu, Bank Indonesia juga menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi ke atas 5%, dari sebe-lumnya pada kisaran 4.8%.
Surplus Neraca Perdagangan dilaporkan diatas Konsensus
Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan sebesar USD 3.87 miliar pada Janu-ari 2023, lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar USD 3.3 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan ekspor yang lebih cepat daripada impor. Ekspor meningkat 16.4% dibandingkan tahun sebelumnya ke level USD 22.3 miliar, lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 12%. Kenaikan ekspor didorong oleh permintaan kuat untuk produk pertambangan, emas, serta ekspor karet dan mesin. Sementara itu, impor melambat karena faktor musiman, bertumbuh 1.27% dibandingkan tahun sebelumnya, lebih lambat dari ekspektasi pasar pada 1.5%. Minyak & gas turun -9,21% secara bulanan, sementara non-MIGAS turun -6,75% secara bulanan, sebagian dipengaruhi oleh tahun baru Imlek di China.
Key Takeaways:
Pasar saham Amerika Serikat S&P 500 mengalami penurunan sebesar -0,28% oleh karena angka inflasi AS yang dilaporkan lebih tinggi dari konsensus pada bulan Januari. Inflasi AS naik sebesar 6,4% dibandingkan tahun sebelumnya, yang memunculkan kekhawatiran pelaku pasar bahwa the Fed akan mening-katkan suku bunga. Komentar beberapa petinggi the Fed juga mengindikasi-kan kecenderungan hawkish mereka terhadap kenaikan suku bunga.
Untuk ekonomi dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga acuan BI7DRR pada level 5.75% pada rapat terakhirn-ya. Hal ini sesuai dengan harapan pasar dan dinilai cukup untuk memastikan inflasi tetap terkendali. Indonesia mencatat surplus perdagangan yang lebih besar dari perkiraan pada Januari 2023, yaitu USD 3.87 miliar. Surplus ini disebabkan oleh kenaikan ekspor yang lebih tinggi dari impor, terutama produk pertambangan, emas, karet dan mesin. Impor melambat karena faktor musiman dan tahun baru Imlek di China.
ANALYSTS CERTIFICATION
The views expressed in this research report accurately reflect the analysts’ personal views about any and all of the subject securities or issuers; and no part of the research analyst’s compensation was, is, or will be, directly or indirectly, related to the specific recommendations or views expressed in the report.
DISCLAIMERS
This research is based on information obtained from sources believed to be reliable, but we do not make any representation or warranty nor accept any responsibility or liability as to its accuracy, completeness or correctness. Opinions expressed are subject to change without notice. Contents in this research is intended to be used and must be used for informational purposes only. It is very important to do your own analysis before making any investment based on your own personal circumstances. You should take independent financial advice from a professional in connection with, or independently research and verify, any information that you find on our report and wish to rely upon, whether for the pur-pose of making an investment decision or otherwise. Any recommendations contained in this document does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. This document is not and should not be construed as an offer or a solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any securities. PT. Surya Timur Alam Raya or its affiliates may seek or will seek investment or other business relationships with entities in this report.