Ditopang Sektor Perbankan, Intip Strategi STAR AM Mengelola Reksadana Saham
PT Star Asset Management (AM) berhasil mengelola produk reksadana saham dengan cukup baik di tengah koreksi pasar saham. Hal itu tidak terlepas dari pemilihan aset yang mendasari.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai aset dasar reksadana saham tertekan hingga 4,08% month on month (MoM) di bulan Mei 2023. Sejalan dengan koreksi IHSG, kinerja reksadana saham yang tercermin dari Infovesta Equity Fund Index terkoreksi 1,49% MoM di bulan Mei 2023.
Equity Fund Manager STAR AM, Frederick Daniel Bili Tanggela mengungkapkan, reksadana saham kelolaan STAR AM memiliki bobot besar pada saham-saham dengan skor ESG yang tinggi. Saham-saham ini secara year to date (YtD) alias di sepanjang tahun ini membukukan kinerja yang lebih baik daripada IHSG.
Star Sustainable Equity diisi oleh aset-aset seperti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII) hingga PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Produk reksadana saham kelolaan STAR AM tersebut mampu mencetak pertumbuhan return 2,18% MoM pada bulan Mei 2023.
Daniel mengatakan, portofolio produk reksadana saham STAR AM memiliki bobot yang cukup besar pada saham-saham perbankan dengan kinerja cukup baik dan telah membagikan dividen yang cukup tinggi. Sementara bobot saham lainnya seperti telekomunikasi terbilang netral.
Terkhusus sektor perbankan memang masih membukukan kinerja keuangan yang cukup baik meskipun suku bunga bank Indonesia mengalami kenaikan dalam satu tahun terakhir. Penguatan tersebut didorong oleh kinerja pertumbuhan kredit yang masih cukup tinggi sekitar 8% YoY pada bulan April 2023 dan non performing loan (NPL) serta pencadangan yang relatif masih rendah.
“Kami terus memperhatikan dinamika perekonomian Indonesia, regional dan global. Kami mempelajari dampaknya terhadap dinamika di pasar saham, serta sektor-sektor yang diuntungkan dalam kondisi ekonomi saat ini,” ucap Daniel kepada Kontan.co.id, Jumat (9/6).
Menurut Daniel, produk reksadana saham STAR AM masih akan ditopang oleh sektor perbankan hingga akhir tahun. Selain itu, STAR AM juga memandang positif prospek sektor ritel, konsumer, dan teknologi.
Sektor-sektor tersebut diperkirakan masih akan diuntungkan oleh meningkatnya aktivitas perekonomian pascapandemi, potensi penurunan harga komoditas pangan, inflasi yang terkendali dan peluang meningkatnya konsumsi menjelang pemilu 2024.
Karena itu, Daniel berpendapat bahwa reksadana saham berpeluang membukukan kinerja yang lebih baik pada semester kedua tahun 2023 menyusul tren kenaikan suku bunga berpotensi mulai terhenti. Bahkan, STAR AM melihat adanya potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada kuartal IV-2023 atau kuartal I-2024.
Arah kebijakan yang lebih jelas dari suku Bunga The Fed dan Bank Indonesia, inflasi, pertumbuhan ekonomi serta pertumbuhan penyaluran kredit akan menjadi sentimen utama bagi pasar saham di semester kedua tahun ini.
Meskipun risiko ketidakpastian terutama akibat perang Rusia-Ukraina dan tingginya inflasi global masih membayangi pada paruh kedua tahun ini. Akan tetapi, STAR AM melihat ketakutan pasar akan lebih mereda.