STAR Insight, Market Update 26 Juni 2023
The Fed Masih Hawkish, S&P 500 turun -1.39%
Pasar saham Amerika Serikat S&P 500 ditutup turun sebanyak -1.39% sepanjang perdagangan pekan lalu. Indeks acuan tersebut mengakhiri lima minggu kenaikan beruntun, dengan sentimen dipukul oleh kekhawatiran tentang suku bunga. Minggu lalu sangat kuat untuk S&P 500 dengan kenaikan lebih dari 2,5% setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga untuk pertama kalinya setelah sepuluh kenaikan berturut-turut. Namun, pada minggu ini, Jerome Powell menegaskan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut akan dibutuhkan tahun ini untuk melawan tekanan inflasi. Powell mencatat bahwa mayoritas dari FOMC melihat akan ada dua kenaikan tambahan lagi hingga akhir tahun ini. Selain itu, bank sentral lainnya juga mengirimkan sinyal hawkish, dengan Inggris, Norwegia, dan Turki semuanya menaikkan suku bunga. 10 dari 11 sektor S&P 500 mengalami penurunan dalam perdagangan pekan lalu.
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga di 5.75%
Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada 5.75%, di tengah inflasi terkendali dan risiko pasar keuangan global. Mengingat inflasi telah kembali ke target, Bank Indonesia memiliki ruang untuk menyesuaikan suku bunga guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, postur hawkish The Fed dan pemulihan lambat di China menambah volatilitas mata uang negara berkembang. Oleh karena itu, Bank Indonesia akan berfokus menjaga stabilitas rupiah, termasuk intervensi melalui pembelian/penjualan obligasi pemerintah dan pengoptimalan kebijakan DHE. BI melakukan penyesuaian terhadap fasilitas deposito jangka pendeknya untuk hasil ekspor dan program konvensional, dengan menawarkan opsi periode yang lebih rendah, serta meningkatkan frekuensi dilakukannya lelang DHE. Bank Indonesia mempertahankan prospek GDP mereka antara 4.5% hingga 5.3% untuk tahun ini, berdasarkan asumsi konsumsi domestik yang kuat. Sejalan dengan postur pro-pertumbuhan mereka, Bank Indonesia berencana menjaga likuiditas perbankan dan memperluas insentif untuk sektor kredit.
Program Restrukturisasi Perbankan Disahkan
Pemerintah telah mengesahkan peraturan baru ‘Peraturan Pemerintah RI Nomor 34 Tahun 2023 Tentang Besaran Bagian Premi Untuk Pendanaan Program Restrukturisasi Perbankan’ untuk menarik premi asuransi tambahan dari semua bank untuk dana ‘Program Restrukturisasi Perbankan’ (BRP). Hasil dari pengumpulan premi asuransi BRP akan diakumulasi sebagai dana atau cadangan yang dapat digunakan jika dibutuhkan program restrukturisasi perbankan untuk mengatasi masalah industri perbankan sistemik di masa mendatang. Premi asuransi baru ini akan efektif mulai Januari 2025. Dari pungutan premi Program Restrukturisasi Perbankan tahunan, Pemerintah berharap dapat mengumpulkan dana cadangan sebesar 2% dari PDB nominal nasional tahun 2022 (atau sekitar Rp392tn) selama 30 tahun ke depan. Premi Program Restrukturisasi Perbankan hanya dapat diinvestasikan dalam surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia, Bank Indonesia, dan/atau negara asing.
Key Takeaways:
Pasar saham Amerika Serikat S&P 500 ditutup turun sebanyak -1.39% sepanjang perdagangan pekan lalu. Jerome Powell menegaskan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut akan dibutuhkan tahun ini untuk melawan tekanan inflasi. Powell mencatat bahwa mayoritas dari FOMC melihat akan ada dua kenaikan tambahan lagi hingga akhir tahun ini.
Untuk ekonomi dalam negeri, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada 5.75%. Mengingat inflasi telah kembali ke target, Bank Indonesia memiliki ruang untuk menyesuaikan suku bunga guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, postur hawkish The Fed dan pemulihan lambat di China menambah volatilitas mata uang negara berkembang. Oleh karena itu, Bank Indonesia akan berfokus menjaga stabilitas rupiah, termasuk intervensi melalui pembelian/penjualan obligasi pemerintah dan pengoptimalan kebijakan DHE.
Dalam berita ekonomi lainnya, pemerintah telah mengesahkan peraturan untuk menarik premi asuransi tambahan dari semua bank untuk dana ‘Program Restrukturisasi Perbankan’ (BRP). Hasil dari pengumpulan premi asuransi BRP akan diakumulasi sebagai dana atau cadangan yang dapat digunakan jika dibutuhkan program restrukturisasi perbankan untuk mengatasi masalah industri perbankan sistemik di masa mendatang.
ANALYSTS CERTIFICATION
The views expressed in this research report accurately reflect the analysts’ personal views about any and all of the subject securities or issuers; and no part of the research analyst’s compensation was, is, or will be, directly or indirectly, related to the specific recommendations or views expressed in the report.
DISCLAIMERS
This research is based on information obtained from sources believed to be reliable, but we do not make any representation or warranty nor accept any responsibility or liability as to its accuracy, completeness or correctness. Opinions expressed are subject to change without notice. Contents in this research is intended to be used and must be used for informational purposes only. It is very important to do your own analysis before making any investment based on your own personal circumstances. You should take independent financial advice from a professional in connection with, or independently research and verify, any information that you find on our report and wish to rely upon, whether for the pur-pose of making an investment decision or otherwise. Any recommendations contained in this document does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. This document is not and should not be construed as an offer or a solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any securities. PT. Surya Timur Alam Raya or its affiliates may seek or will seek investment or other business relationships with entities in this report.