BI Tahan Suku Bunga di 5.75%

Pertemuan Jackson Hole: The Fed Tegaskan Target Inflasi 2%, Kenaikan Suku Bunga Masih Memungkinkan.

Pertemuan Jackson Hole The Fed pada hari Jumat lalu tidak memberikan kejutan baru, dengan pasar fokus pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell. Powell menegaskan kembali komitmen The Fed terhadap target inflasi 2%, tetapi juga mengakui bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat berdampak negatif pada pertumbuhan. Dia tidak memberikan pedoman spesifik tentang kenaikan suku bunga di masa depan, tetapi mengatakan bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga masih ada apabila dinilai diperlukan. Pidato Powell dipandang sebagai tanda bahwa The Fed tidak terburu-buru melakukan kenaikan suku bunga yang agresif. Namun, juga memperjelas bahwa The Fed masih berkomitmen untuk mengendalikan inflasi.

BI Tahan Suku Bunga di 5.75%

Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 5.75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 Agustus 2023. Ini merupakan keputusan yang telah diambil BI selama tujuh bulan berturut-turut, sejak Januari tahun ini. Keputusan untuk menahan suku bunga ini sesuai dengan ekspektasi konsensus. Fokus BI masih menekankan pada stabilitas nilai tukar rupiah guna memitigasi tekanan eksternal. Meski hingga meeting pekan lalu BI masih belum memberikan indikasi terkait rencana meningkatkan suku bunga, berbagai ekonomis mulai berspekulasi akan kemungkinan kenaikan suku bunga pada tahun ini untuk menjaga keseimbangan dengan tingkat suku bunga The Fed. Menurut ekspektasi BI, ekonomi Indonesia di kuartal ke-3 tahun 2023 diperkirakan akan tetap solid dengan estimasi pertumbuhan 5.11 – 5.15% YoY, sementara inflasi diperkirakan akan berada pada level 2.9% di akhir tahun 2023.

Implementasi Pajak pada Minuman Manis dan Plastik.

Pemerintah berencana untuk mengimplementasi pengenakan pajak baru pada minuman manis dan plastik, yang direncanakan akan diberlakukan pada tahun depan. Rencana awal pengenaan pajak atas minuman manis juga mencakup soda, minuman ringan, teh kemasan, kopi, minuman energi, dan konsentrat. Menurut panduan terbaru, tarif pajak tersebut diperkirakan akan berkisar antara Rp1500-Rp2500 per liter untuk minuman manis dan Rp200 per kantong atau Rp30000 per kilogram untuk plastik. Namun, pemberlakuan pajak baru ini dapat menyebabkan kenaikan harga minuman manis dan plastik, dan diperkirakan akan berdampak pada kenaikan inflasi sebesar 0.1%. Selain itu, pemberlakuan pajak ini akan berkontribusi positif terhadap pendapatan pemerintah dari sektor cukai, dimana menurut rencana anggaran tahun 2024 diestimasi sebesar Rp 246.1 triliun, meningkat dari perkiraan tahun ini Rp 227.2 triliun.

Key Takeaways

Pertemuan Jackson Hole The Fed pada hari Jumat lalu tidak memberikan kejutan baru, dengan pasar fokus pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell. Powell menegaskan kembali komitmen The Fed terhadap target inflasi 2%. Dia tidak memberikan pedoman spesifik tentang kenaikan suku bunga di masa depan, tetapi mengatakan bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga masih ada apabila dinilai diperlukan. Pidato Powell dipandang sebagai tanda bahwa The Fed tidak terburu-buru melakukan kenaikan suku bunga yang agresif. Namun, juga memperjelas bahwa The Fed masih berkomitmen untuk mengendalikan inflasi.

Untuk ekonomi dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 5.75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 Agustus 2023. Ini merupakan keputusan yang telah diambil BI selama tujuh bulan berturut-turut, sejak Januari tahun ini. Keputusan untuk menahan suku bunga ini sesuai dengan ekspektasi konsensus. Fokus BI masih menekankan pada stabilitas nilai tukar rupiah guna memitigasi tekanan eksternal.

Dalam berita ekonomi lainnya, pemerintah berencana untuk mengimplementasi pengenakan pajak baru pada minuman manis dan plastik, yang direncanakan akan diberlakukan pada tahun depan. Menurut panduan terbaru, tarif pajak tersebut diperkirakan akan berkisar antara Rp1500-Rp2500 per liter untuk minuman manis dan Rp200 per kantong atau Rp30000 per kilogram untuk plastik. Namun, pemberlakuan pajak baru ini dapat menyebabkan kenaikan harga minuman manis dan plastik, dan diperkirakan akan berdampak pada kenaikan inflasi sebesar 0.1%.

ANALYSTS CERTIFICATION

The views expressed in this research report accurately reflect the analysts’ personal views about any and all of the subject securities or issuers; and no part of the research analyst’s compensation was, is, or will be, directly or indirectly, related to the specific recommendations or views expressed in the report.

 

DISCLAIMERS

This research is based on information obtained from sources believed to be reliable, but we do not make any representation or warranty nor accept any responsibility or liability as to its accuracy, completeness or correctness. Opinions expressed are subject to change without notice. Contents in this research is intended to be used and must be used for informational purposes only. It is very important to do your own analysis before making any investment based on your own personal circumstances. You should take independent financial advice from a professional in connection with, or independently research and verify, any information that you find on our report and wish to rely upon, whether for the pur-pose of making an investment decision or otherwise. Any recommendations contained in this document does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. This document is not and should not be construed as an offer or a solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any securities. PT. Surya Timur Alam Raya or its affiliates may seek or will seek investment or other business relationships with entities in this report.