STAR Insight, Market Update 22 Mei 2023
Inflasi AS Menurun, Stabilitas Perbankan Regional masih jadi Sorotan
Pasar saham Amerika Serikat S&P 500 ditutup turun sebanyak -0.29% sepanjang perdagangan pekan lalu. Pada pekan lalu data inflasi AS untuk bulan April dirilis dan menunjukkan penurunan secara keseluruhan. CPI pada bulan April berada pada level 4.9% dibandingkan tahun sebelumnya, mengalami sedikit penurunan dibandingkan 5% pada bulan Maret. Hal ini memperkuat keyakinan pelaku pasar bahwa The Fed akan mengakhiri kenaikan suku bunga. Berdasarkan CME FedWatch Tool, 85% kemungkinan bahwa The Fed akan mempertahankan level suku bunga untuk pertemuan selanjutnya di bulan Juni.
Selain data inflasi, Senior Loan Officer Opinion Survey (SLOOS) melaporkan kredit yang lebih ketat dan permintaan pinjaman bisnis yang lebih lemah pada kuartal pertama untuk pinjaman komersial dan industri serta pinjaman properti komersial. Terkait dengan lembaga pemberi pinjaman, kekhawatiran seputar stabilitas sektor perbankan regional terus terjadi sepanjang minggu, dengan PacWest Bancorp (PACW) menjadi sorotan. Saham bank ini anjlok pada perdagangan sesi ekstensi pada hari Kamis setelah berjanji untuk menambah jaminan agar dapat meminjam lebih banyak melalui jendela diskonto Fed, langkah tersebut dilakukan setelah mengungkapkan bahwa bank tersebut kehilangan 9.5% dari total simpanan minggu lalu.
PDB Indonesia Tumbuh 5.03% pada Kuartal Pertama
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia untuk kuartal pertama tahun 2023 sebesar 5.03%. Level ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDB kuartal keempat tahun 2022 sebesar 5.01%. Pertumbuhan tersebut didukung oleh pemulihan mobilitas masyarakat akibat berakhirnya pandemi yang mendorong pertumbuhan konsumsi, serta investasi dan ekspor yang masih tumbuh positif. Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan keyakinannya bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 4,5 – 5,3% pada tahun 2023, didukung oleh berbagai faktor. Beliau menyatakan bahwa kinerja ekspor kemungkinan akan tetap tinggi, konsumsi swasta akan meningkat, dan belanja pemerintah tumbuh positif. Selain itu, investasi non-konstruksi terlihat baik karena industri hilir yang saat ini dijalankan oleh pemerintah.
BI: Pertumbuhan Pinjaman Konsumen Melambat pada 1Q23
Berdasarkan laporan Bank Indonesia, pertumbuhan pinjaman konsumen melambat di semua sektor pada kuartal pertama tahun 2023 dibandingkan dengan kuartar keempat tahun 2022. Sementara dari sisi pinjaman komersiil, sektor perikanan mencatat pertumbuhan pinjaman baru tertinggi. BI memproyeksikan berdasarkan Survei Bisnis Bank Indonesia (SKDU), pada kuartal kedua tahun ini seharusnya akan terjadi peningkatan permintaan pembiayaan, karena ekspektasi pasar mengharapkan aktivitas bisnis meningkat. Pinjaman modal kerja akan menjadi penggerak pertumbuhan, diikuti oleh pinjaman investasi dan pinjaman konsumen. Sementara untuk pinjaman konsumen, urutan laju pertumbuhan diperkirakan adalah pinjaman rumah dan apartemen, kredit multiguna, dan kredit kendaraan. Kebijakan pemberian pinjaman untuk pinjaman rumah dan apartemen diperkirakan akan menjadi lebih longgar pada kuartal kedua tahun 2023.
Key Takeaways:
Pasar saham Amerika Serikat S&P 500 ditutup turun sebanyak -0.29% sepanjang perdagangan pekan lalu. Inflasi AS pada bulan April dilaporkan 4.9%, lebih rendah dari 5% pada bulan sebelumnya. Selain itu, Senior Loan Officer Opinion Survey (SLOOS) melaporkan kredit yang lebih ketat dan permintaan pinjaman bisnis yang lebih lemah pada kuartal pertama. Kekhawatiran pasar akan seputar stabilitas sektor perbankan regional masih terus terjadi sepanjang minggu lalu.
Untuk ekonomi dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia untuk kuartal pertama tahun 2023 sebesar 5.03%. Level ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDB kuartal keempat tahun 2022 sebesar 5.01%. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan keyakinannya bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 4,5 – 5,3% pada tahun 2023. Dalam berita ekonomi lainnya, berdasarkan laporan Bank Indonesia, pertumbuhan pinjaman konsumen melambat di semua sektor pada kuartal pertama tahun 2023 dibandingkan dengan kuartar keempat tahun 2022. Meskipun demikian, BI memproyeksikan berdasarkan Survei Bisnis Bank Indonesia (SKDU), pada kuartal kedua tahun ini seharusnya akan terjadi peningkatan permintaan pembiayaan, karena ekspektasi pasar mengharapkan aktivitas bisnis meningkat.
ANALYSTS CERTIFICATION
The views expressed in this research report accurately reflect the analysts’ personal views about any and all of the subject securities or issuers; and no part of the research analyst’s compensation was, is, or will be, directly or indirectly, related to the specific recommendations or views expressed in the report.
DISCLAIMERS
This research is based on information obtained from sources believed to be reliable, but we do not make any representation or warranty nor accept any responsibility or liability as to its accuracy, completeness or correctness. Opinions expressed are subject to change without notice. Contents in this research is intended to be used and must be used for informational purposes only. It is very important to do your own analysis before making any investment based on your own personal circumstances. You should take independent financial advice from a professional in connection with, or independently research and verify, any information that you find on our report and wish to rely upon, whether for the pur-pose of making an investment decision or otherwise. Any recommendations contained in this document does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. This document is not and should not be construed as an offer or a solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any securities. PT. Surya Timur Alam Raya or its affiliates may seek or will seek investment or other business relationships with entities in this report.