PT Surya Timur Alam Raya Asset Management (PT STAR AM), perusahaan Manajer Investasi dengan total AUM Reksa Dana dan KPD sebesar 6T per 30 september 2021, berkolaborasi dengan BNI Sekuritas mengadakan webinar bincang-bincang pasar modal bertajuk “Fed Tapering : Investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap Aman?” yang bertujuan untuk mengedukasi investor BNI Sekuritas maupun masyarakat umum agar lebih bijak dalam menghadapi sentimen yang muncul dari isu Fed Tapering. Webinar yang dihadiri lebih dari 150 orang ini juga membahas strategi investasi yang dapat membantu investor dalam mengelola investasinya terutama pada instrument reksadana.
Dipandu oleh Muhammad Lutfi Permana, Digital Channel Investment Specialist BNI Sekuritas, acara ini menghadirkan pemateri sekaligus narasumber yang ahli dalam bidangnya yakni, Susanto Chandra, Chief Investment Officer STAR Asset Management dan Kemal Fajri Mohsin, Head of Institutional & Intermediary Business PT STAR AM.
Rangkaian acara dimulai dengan memperkenalkan PT STAR AM dan produk-produk reksadananya kepada para peserta acara. Memiliki tim manajemen yang professional dan berpengalaman dibidangnya, Manajer Investasi yang telah bekerjasama dengan 12 APERD ini dapat menjadi perusahaan yang tepat bagi investor untuk mempercayakan pengelolaan dananya.
Masuk ke materi utama yang berjudul “Market View : Domestic & External Factor”, Susanto menjelaskan ada beberapa factor yang mungkin menjadi topik hangat kedepannya dari eksternal dan domestik. Topik eksternal meliputi Tapering-off oleh The Fed, kendala likuiditas Evergrande di China, hingga keresahan akan potensi new variant dari COVID-19. Sedangkan topic domestik didominasi oleh jumlah kasus COVID-19 yang terus menurun di Indonesia, penyebaran vaksin yang cukup baik hingga harga komoditas yang tinggi. Fed tapering atau posisi dimana stimulus dari Federal Reserve perlahan-lahan dihentikan sehingga tidak ada lagi dana yang diberikan ke market ini memang cenderung membuat kepanikan di market. Secara historis, saat pembahasan adanya tapering pada tahun 2013, baik pasar obligasi maupun saham di Indonesia melemah secara signifikan hingga awal tahun 2014.
Namun di tahun 2021 ini, Susanto mengatakan bahwa tapering-off ini kemungkinan tidak akan memberikan dampak yang terlalu signifikan kepada Indonesia, mengingat kondisi yang sedikit berbeda dimana tahun 2020 COVID-19 crisis terjadi secara global sehingga ketika stimulus amerika diberikan, Indonesia tidak terkena imbasnya karena pasar dari Negara berkembang dirasa kalah menarik dari sisi growth prospect. “Oleh karena itu, yang kita believe secara internal bahwa tapering ini seharusnya akan ada limited impact. Sentimen iya, tapi mungkin hanya 1-2 bulan saja” Lanjut Susanto. Selain faktor eksternal, faktor domestik juga ikut menjadi perhatian, Susanto melihat bahwa Indonesia bergerak ke arah yang positif, hal ini disebabkan kasus COVID-19 di Indonesia yang sudah terkendali dan laju vaksinasi yang baik sehingga dengen tren tersebut seharusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat kembali pulih dalam waktu 1 tahun kedepan.
Sebelum mengakhiri presentasi Susanto memberikan pandangan strategi alokasi portofolio investasi kepada para peserta, “Jadi untuk sobat investor yang mempunyai porsi investasi jangka panjang bisa terus melakukan pembelian secara bertahap, untuk sobat investor yang mempunyai alokasi jangka pendek bisa untuk ngumpetin dulu barang-barang itu di money market maupun di reksa dana pendapatan tetap yang tenornya lebih pendek maupun lebih banyak di corporate bonds sambil nanti ketika volatilitas sudah lewat bisa masuk lagi kepada instrument investasi lainnya”.
Melanjutkan pemaparan strategi investasi dari Susanto mengenai rekomendasi Reksa Dana Pendapatan Tetap sebagai instrument yang volatilitasnya lebih terjaga, materi yang dibawakan oleh Kemal membahas mengenai Reksa Dana Pendapatan Tetap dari STAR Asset Manajemen, STAR Fixed Income II, yang sudah dapat dibeli di BNI Sekuritas dan melalui aplikasi BIONS. Reksa Dana yang alokasinya mayoritas adalah obligasi korporasi dengan rating minimum A- memiliki profil resiko stable investing in medium – long term. Reksa Dana ini dirasa tepat untuk dipilih oleh para investor saat ini mengingat potensi return yang lebih stabil melalui metode pengelolaan portfolio yang baik dari team investment STAR AM.
Kemal mengatakan bahwa alokasi yang rendah pada obligasi pemerintah dilakukan untuk menjaga volatilitas yang mungkin terjadi saat Fed Tapering, namun jika dari segi tactical ada peluang membeli obligasi pemerintah yang memiliki peningkatan pada yield, tidak menutup kemungkinan tim investment mengambil kesempatan tersebut untuk meningkatkan kinerja dari Reksa Dana STAR Fixed Income II.
Sebagai informasi selama bulan oktober, STAR Asset Management memberikan program cashback sebesar Rp. 100.000 bagi 100 investor pertama yang membeli produk STAR Asset Management Fixed Income II melalui aplikasi BIONS minimal Rp. 1.000.000 rupiah (Tidak berlaku kelipatan). Promo ini hanya berlaku untuk pembelian pertama dan Investor tidak melakukan redemption hingga 31 Januari 2022. Informasi lebih lanjut terkait PT STAR Asset Management, produk reksa dana dan promo yang ditawarkan dapat langsung aja follow akun instagram @star.assetmanagement.
About Star AM
PT Surya Timur Alam Raya Asset Management (PT STAR AM) is a subsidiary of PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, a brokerage institution which was founded on May 5 2004 and obtained a Securities Company operational license as an Investment Manager from the Financial Services Authority (OJK) – Services Authority Letter Finance d/h BAPEPAM LK No. KP-09 / PM / MI / 2004. As of 31 August 2021, the total AUM including KPD and Mutual Funds from Star AM was IDR. 6 Trillion. STAR Asset Management provides professional, reliable and trustworthy investment management services in the Indonesian capital market.
Leave A Comment