Jakarta, 30 November 2021 – Tren investasi global saat ini sudah mengarah ke investasi berkelanjutan (sustainable investment), terutama di negara-negara maju. Investasi berkelanjutan pada dasarnya adalah investasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan, selain faktor keuangan tentunya. Oleh karena itu, investasi berkelanjutan saat ini, khususnya di pasar modal, lebih dikenal dengan investasi ESG (environmental, social, governance). Tren ini semakin meningkat di masa COVID-19. Bukan tidak mungkin dalam 5 – 10 tahun ke depan, setiap investor di dunia, termasuk Indonesia, hanya akan berinvestasi pada saham-saham yang tergolong saham berkelanjutan.

PT Surya Timur Alam Raya Asset Management (STAR AM), Manajer Investasi dengan total AUM Reksa Dana dan KPD sebesar 8T per 23 November 2021, berkolaborasi dengan SUN Energy mengadakan webinar yang mengusung tema investasi berbasis ESG khususnya pada era pasca pandemi seperti saat ini. Melalui konsep diskusi interaktif, webinar ini membahas lebih dalam tentang sustainable investing yang sudah merambah ke Negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia. Webinar ini dilaksanakan pada tanggal 25 November 2021 dan dihadiri lebih dari 200 Peserta dari berbagai instansi dan umum serta menghadirkan narasumber yang luar biasa pula.

Dipandu oleh Reita Farianti, President Director PT STAR Asset Management selaku moderator dan Ratih Triutami Wijayanti, Ex Tim Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi selaku MC, webinar ini menghadirkan keynote speaker dan narasumber dari berbagai kategori baik dari internal, eksternal, regulator maupun pemerintahan. Acara dibuka dengan kata sambutan dari Ibu Reita Farianti selaku tuan rumah yang menjelaskan latar belakang acara dan memperkenalkan STAR Asset Management sebagai Manajer Investasi yang mengelola reksa dana di setiap aset kelas termasuk aset kelas yang berbasis ESG. Mulai dari reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, saham hingga saham berbasis SRI-KEHATI.

Kata sambutan kemudian dilanjutkan oleh Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan RI), yang dalam hal ini diwakili oleh Suminto, Ph.D, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal/Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Di tengah upaya pemulihan ekonomi dan dunia usaha pasca pandemi Covid-19, Pemerintah tetap berkomitmen dalam melakukan transisi menuju ekonomi rendah karbon. Proses transisi tersebut dilakukan dengan baik agar dapat mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, meningkatkan lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan.

Di antara inisiatif Kementerian Keuangan mencakup insentif pajak, climate budget tagging, mengembangkan climate change fiscal framework, mengembangkan inovasi pembiayaan termasuk green bond dan SDG bond, serta carbon pricing (carbon tax dan carbon trading).

Pemerintah juga mengapresiasi OJK maupun BEI yang juga serius dengan agenda sustainable investment. OJK telah menerbitkan Sustainable Roadmap 2021-2025 yang merupakan kelanjutan dari Roadmap tahap pertama (2015-2019). Roadmap ini mendukung penciptaan ekosistem keuangan berkelanjutan secara komprehensif.

Bursa Efek Indonesia juga turut melancarkan inisiatif-inisiatif dalam mendukung pengembangan sustainable investing di Indonesia. Laksono W. Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa mengatakan “Bursa efek Indonesia secara konsisten terus mendukung pengembangan dan penerapan ESG di pasar modal Indonesia, sebagai salah satu langkah awal pada tanggal 18 april 2019 BEI telah bergabung sebagai partner dalam sustainable stock exchange (SSE)”.

 

Evy Susanty selaku Chief Financial Officer SUN Energy turut menjelaskan proses transisi energi dalam skala global dan secara spesifik pada skala nasional. Sesuai target pemerintah Indonesia menuju Nol Emisi Karbon di tahun 2060, berbagai upaya sosialisasi dilakukan untuk mendorong pertumbuhan pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi alternatif. Dalam webinar, Evy menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Bloomberg New Energy Outlook 2020, 30 tahun yang akan datang terdapat peningkatan permintaan listrik hingga 60% yang 75% akan bersumber dari energi baru dan terbarukan. Kedepannya, terdapat pergeseran perilaku investor yang telah dimulai dari tingkat internasional untuk berinvestasi secara berkelanjutan di perusahaan yang berkomitmen penuh pada prinsip Environmental, Social, Governance (ESG). Salah satu jenis investasi yang berlandaskan prinsip ESG dapat berupa Reksa Dana yang berinvestasi pada saham – saham perusahaan yang menganut prinsip Environmental, Social and Governance (ESG). SUN Energy, sebagai perusahaan pengembang proyek pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Indonesia yang telah mengamankan proyek hingga 80 MWp, memberikan solusi terintegrasi kepada para pelanggan untuk memiliki pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) melalui model pembiayaan tanpa investasi. Sejak tahun 2021 ini, SUN Energy melengkapi lanskap ekosistem energi terbarukan dengan meluncurkan layanan khusus perumahan, industri transportasi listrik, dan solusi PLTS di daerah pertambangan serta perkebunan. Sebagai penutup, Evy mengungkapkan energi surya menjadi salah satu katalisator energi masa depan yang membantu seluruh sektor untuk meningkatkan kontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

Materi kedua dibawakan oleh Asman Abnur, Anggota Komisi VII DPR RI. Komisi 7 DPR RI sendiri memiliki lingkup tugas di bidang Energi, Riset dan Teknologi dan Lingkungan Hidup. Asman mengatakan pandemi merubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru dan hal tersebut berlaku pada semua aspek, termasuk bisnis. Asman mengatakan di era new normal ini kita harus mulai berani untuk mencoba cara-cara baru baik dalam berinvestasi maupun berbisnis, namun dengan tetap melakukan evaluasi dan perbaikan terus menerus agar tetap memberikan hasil yang optimal. Pada salah satu sesi tanya jawab, Asman menjelaskan bahwa telah adanya diskusi dengan menteri ESDM terkait wacana membentuk regulasi yang jelas terkait energy dan energy terbarukan yang dapat mendukung kemajuan para pelaku usaha dengan sumber daya alam Indonesia. Hal ini diharapkan mendorong pertumbuhan energy terbarukan di Indonesia sehingga dapat bersaing dengan Negara-negara tetangga.

Pemateri ketiga berasal dari STAR AM sendiri yaitu Susanto Chandra, Chief Investment Officer dari PT Star Asset Management. Susanto menjelaskan Isu Perubahan iklim sedang menjadi topik dunia dan berbagai resikonya membuat tren investasi ESG ini meningkat beberapa tahun terakhir, karena bukan hanya berinvestasi pada perusahaan yang menerapkan prinsip ESG tetapi juga berinvestasi yang memberikan dampak positif untuk kelestarian lingkungan. Untuk mendukung penanganan perubahan iklim, para investor dunia mulai mengarahkan investasi mereka kepada sustainable investing yang dimana saat ini total global ESG asset sudah mencapai 33% dari total global AUM. Studi menunjukan bahwa penerapan prinsip ESG pada perusahaan memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja keuangan mereka. Menuju tren peningkatan suku bunga, para investor dapat menerapkan ESG investing untuk memperoleh manfaat dari sisi diversifikasi, mitigasi downside risk dan potensi imbal hasil yang lebih optimal.

Dengan masyarakat yang sudah mulai aware dan perhatian terhadap lingkungan, ESG diperkirakan akan terus menjadi tren kedepannya, sehingga ESG dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk melakukan diversifikasi portfolio investasi dengan tetap mempelajari terlebih dahulu fundamental dari instrument investasi tersebut.

Sebagai informasi STAR AM sebagai Manajer Investasi juga turut berpartisipasi pada ESG investing melalui tiga produk reksa dananya yaitu sbb:

  • STAR Sustainable Equity – produk reksa dana open end dalam mata uang IDR yang berinvestasi pada saham – saham perusahaan yang menganut prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) di Indonesia.
  • STAR ETF Sri Kehati – produk Reksa Dana Indeks bebasis ESG yang bertujuan memberikan imbal hasil mengikuti indeks SRI-KEHATI.
  • Star Balance Green – produk reksa dana campuran syariah yang akan berinvestasi pada instrumen yang menganut prinsip ESG. Rencananya akan diluncurkan di Q1 2022.

Informasi lebih lanjut terkait PT STAR Asset Management, produk reksa dana dan promo yang ditawarkan dapat langsung aja follow akun instagram @star.assetmanagement.

About Star AM

PT Surya Timur Alam Raya Asset Management (PT STAR AM) is a subsidiary of PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, a brokerage institution which was founded on May 5 2004 and obtained a Securities Company operational license as an Investment Manager from the Financial Services Authority (OJK) – Services Authority Letter Finance d/h BAPEPAM LK No. KP-09 / PM / MI / 2004. As of 31 August 2021, the total AUM including KPD and Mutual Funds from Star AM was IDR. 6 Trillion. STAR Asset Management provides professional, reliable and trustworthy investment management services in the Indonesian capital market.